Cerita ini berawal ketika aku
selesai melaksanakan ujian skripsi. Sesaat setelah aku selesai melaksanakan
ujian skripsi, aku mendapatkan tawaran dari dosenku untuk ikut terlibat dalam
salah satu proyek penelitiannya yang dibiayai oleh kemenristek. Tanpa berpikir
panjang aku langsung menerimanya. Mengingat jasa yang telah diberikan oleh
dosenku, aku tidak berharap untuk mendapatkan imbalan, yang penting ada tempat
menginap untukku saja itu sudah cukup. Namun tidak disangka, dosenku menawarkan
sejumlah gaji setiap bulan dengan alasan aku sudah lulus menjadi sarjana
(meskipun aku belum diwisuda), jumlahnya pun menurutku lebih dari cukup yaitu
memulai penelitian tersebut. Dimulai dengan persiapan tempat dan alat
penelitian, hingga saat tiba waktu wisudaku tiba. Setelah hari wisuda itupun
aku langsung kembali untuk melakukan tugasku di penelitian tersebut. Hampir
enam bulan telah terlewati, akhirnya penelitian itupun selesai. Dosenkupun
memberi sebuah tawaran, bahwa akan membuat semacam peternakan ikan lele,
dimulai dari pembenihan hingga pembesaran dan aku yang diminta untuk
mengurusnya. Aku berpikir beberapa hari untuk menerima atau menolak tawaran
tersebut. Setelah aku pertimbangkan, akhirnya aku memilih untuk keluar mencari
pengalaman di tempat lain.
Singkat cerita pada 20 Agustus
2007 aku diterima di salah satu perusahaan maping di jakarta yang mempunyai
core product DEM dan DSM dengan tekhnologi IFSAR. Aku bertahan menjadi karyawan
di perusahaan tersebut hingga 3 tahun lamanya. Di perusahaan itupun aku
menemukan jodoh pendamping hidupku. Setelah resign dari perusahaan tersebut
akupun berpindah-pindah tempat kerja, karena belum menemukan kecocokan. Lebih
dari tiga kali dalam 2 tahun aku berganti tempat kerja, akhirnya aku kembali
bergabung dengan perusahaan yang bergerak di bidang maping, namun dengan
tekhnologi yang berbeda yaitu LIDAR(hingga tulisan ini dibuat, aku masih
tercatat menjadi karyawan di perusahaan tersebut). Selama menjadi karyawan
swasta aku memendam keinginan untuk menjadi abdi negara, karena di daerah
asalku menjadi abdi negara adalah suatu kebanggaan tersendiri, bahkan para
orang tua di daerah asalaku rela mengeluarkan sejumlah uang meski dengan
menjual sawah mereka agar anak mereka bisa diterima menjadi abdi negara. Bapakku
salah satu orang tua yang terdoktrin oleh budaya tersebut.
Setahun setelah aku lulus yaitu
tahun 2007, pemerintah membuka lowongan untuk menjadi abdi negara. Sesuai
dengan jurusan yang aku ambil yaitu perikanan, maka aku mendaftar untuk menjadi
abdi negara di Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP), yang saat ini berubah
menjadi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Namun aku belum berhasil, dan
itu berulang selama 4 tahun berturut-turut (2007, 2008, 2009 dan 2010), hingga
akhirnya pemerintah melakukan moratorium penerimaan abdi negara selama 2 tahun
(2011 dan 2012). Pada titik itupun aku hampir putus asa untuk menjadi abdi
negara. Namun dengan tekad dan dukungan dari orang-orang terkasih, aku tetap
menyimpan asa untuk tetap menjadi abdi negara. Pada tahun 2013 pemerintah
membuka lowongan untuk menjadi abdi negara kembali. Pada tahun ini sistem
penerimaannya lebih terbuka, meskipun masih terjadi beberapa kekurangan. Sistem
CAT digunakan untuk meminimalkan kecurangan dalam proses penerimaan abdi
negara. Sistem CAT terdiri dari beberapa soal yang disebut dengan TKD(Tes
Kompetensi Dasar). Pada tahun ini aku mendaftar untuk di dua instansi, yaitu
KKP dan Kemenhut. Dan kedua-duanya aku lolos TKD. Namun pada tes berikutnya yaitu
TKB (Tes Kompetensi Bidang) aku gagal. Untuk TKB KKP, menggunakan LJK jadi
masih diragukan keterbukaannya. Untuk di Kemenhut di pengumuman akhir pada formasi
yang aku ambil ternyata hanya diambil satu orang, padahal di pengumuman awal
dibutuhkan dua formasi. Namun demikian aku tidak merasa patah arang dan
berencana akan ikut mendaftar di kesempatan tahun berikutnya. Pada pertengahan
tahun 2014 pemerintah resmi mengumumkan pembukaan. Berbeda dengan tahun-tahun
sebelumnya,kali ini peserta hanya diperbolehkan untuk memilih satu instansi di
lingkup pemerintahan dengan pilihan tiga formasi. Dan seperti biasanya, aku
mendaftar di instansi KKP. Dan syukur alahamdulillah akhirnya aku keterima
menjadi abdi negara dengan nilai akhir yang memuaskan, dengan menempati posisi
pertama di formasi yang aku lamar. Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi
Allah tuhan segala alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar