Jumat, 13 Maret 2015

Pantang Menyerah dan Tidak Mengenal Putus Asa



 

Cerita ini berawal ketika aku selesai melaksanakan ujian skripsi. Sesaat setelah aku selesai melaksanakan ujian skripsi, aku mendapatkan tawaran dari dosenku untuk ikut terlibat dalam salah satu proyek penelitiannya yang dibiayai oleh kemenristek. Tanpa berpikir panjang aku langsung menerimanya. Mengingat jasa yang telah diberikan oleh dosenku, aku tidak berharap untuk mendapatkan imbalan, yang penting ada tempat menginap untukku saja itu sudah cukup. Namun tidak disangka, dosenku menawarkan sejumlah gaji setiap bulan dengan alasan aku sudah lulus menjadi sarjana (meskipun aku belum diwisuda), jumlahnya pun menurutku lebih dari cukup yaitu memulai penelitian tersebut. Dimulai dengan persiapan tempat dan alat penelitian, hingga saat tiba waktu wisudaku tiba. Setelah hari wisuda itupun aku langsung kembali untuk melakukan tugasku di penelitian tersebut. Hampir enam bulan telah terlewati, akhirnya penelitian itupun selesai. Dosenkupun memberi sebuah tawaran, bahwa akan membuat semacam peternakan ikan lele, dimulai dari pembenihan hingga pembesaran dan aku yang diminta untuk mengurusnya. Aku berpikir beberapa hari untuk menerima atau menolak tawaran tersebut. Setelah aku pertimbangkan, akhirnya aku memilih untuk keluar mencari pengalaman di tempat lain.

Singkat cerita pada 20 Agustus 2007 aku diterima di salah satu perusahaan maping di jakarta yang mempunyai core product DEM dan DSM dengan tekhnologi IFSAR. Aku bertahan menjadi karyawan di perusahaan tersebut hingga 3 tahun lamanya. Di perusahaan itupun aku menemukan jodoh pendamping hidupku. Setelah resign dari perusahaan tersebut akupun berpindah-pindah tempat kerja, karena belum menemukan kecocokan. Lebih dari tiga kali dalam 2 tahun aku berganti tempat kerja, akhirnya aku kembali bergabung dengan perusahaan yang bergerak di bidang maping, namun dengan tekhnologi yang berbeda yaitu LIDAR(hingga tulisan ini dibuat, aku masih tercatat menjadi karyawan di perusahaan tersebut). Selama menjadi karyawan swasta aku memendam keinginan untuk menjadi abdi negara, karena di daerah asalku menjadi abdi negara adalah suatu kebanggaan tersendiri, bahkan para orang tua di daerah asalaku rela mengeluarkan sejumlah uang meski dengan menjual sawah mereka agar anak mereka bisa diterima menjadi abdi negara. Bapakku salah satu orang tua yang terdoktrin oleh budaya tersebut.

Setahun setelah aku lulus yaitu tahun 2007, pemerintah membuka lowongan untuk menjadi abdi negara. Sesuai dengan jurusan yang aku ambil yaitu perikanan, maka aku mendaftar untuk menjadi abdi negara di Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP), yang saat ini berubah menjadi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Namun aku belum berhasil, dan itu berulang selama 4 tahun berturut-turut (2007, 2008, 2009 dan 2010), hingga akhirnya pemerintah melakukan moratorium penerimaan abdi negara selama 2 tahun (2011 dan 2012). Pada titik itupun aku hampir putus asa untuk menjadi abdi negara. Namun dengan tekad dan dukungan dari orang-orang terkasih, aku tetap menyimpan asa untuk tetap menjadi abdi negara. Pada tahun 2013 pemerintah membuka lowongan untuk menjadi abdi negara kembali. Pada tahun ini sistem penerimaannya lebih terbuka, meskipun masih terjadi beberapa kekurangan. Sistem CAT digunakan untuk meminimalkan kecurangan dalam proses penerimaan abdi negara. Sistem CAT terdiri dari beberapa soal yang disebut dengan TKD(Tes Kompetensi Dasar). Pada tahun ini aku mendaftar untuk di dua instansi, yaitu KKP dan Kemenhut. Dan kedua-duanya aku lolos TKD. Namun pada tes berikutnya yaitu TKB (Tes Kompetensi Bidang) aku gagal. Untuk TKB KKP, menggunakan LJK jadi masih diragukan keterbukaannya. Untuk di Kemenhut di pengumuman akhir pada formasi yang aku ambil ternyata hanya diambil satu orang, padahal di pengumuman awal dibutuhkan dua formasi. Namun demikian aku tidak merasa patah arang dan berencana akan ikut mendaftar di kesempatan tahun berikutnya. Pada pertengahan tahun 2014 pemerintah resmi mengumumkan pembukaan. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya,kali ini peserta hanya diperbolehkan untuk memilih satu instansi di lingkup pemerintahan dengan pilihan tiga formasi. Dan seperti biasanya, aku mendaftar di instansi KKP. Dan syukur alahamdulillah akhirnya aku keterima menjadi abdi negara dengan nilai akhir yang memuaskan, dengan menempati posisi pertama di formasi yang aku lamar. Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah tuhan segala alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar